Apa itu Content Marketing - Adalah

Apa Itu Content Marketing: Defenisi dan Mengapa Penting untuk Bisnis di Era Digital

Membahas tentang apa itu content marketing, itu bicara tentang jenis magic di era digital. Ini menjadi nafas bisnis untuk bertarung di tengah bisingnya dunia internet.

Analoginya..

Anda memasuki sebuah kafe baru. Dekornya modern dan hangat, pelayannya ramah, dan menu kopi mereka diracik dari biji kopi pilihan. Anda merasa diterima, tertarik, bahkan mungkin memutuskan untuk sering kembali ke sana.

Di sinilah titik kesamaan dengan content marketing: ini adalah seni membuat pelanggan merasa “diundang” dan “bertempat” di dunia bisnis Anda. Bahkan sebelum mereka membeli produk apa pun.

Content marketing adalah bagian dari strategi digital yang semakin esensial.

Menurut laporan terbaru dari Content Marketing Institute, sekitar 91% bisnis B2B menggunakan konten sebagai sarana untuk mencapai pelanggan mereka, menciptakan “pertemuan virtual” yang hangat melalui artikel, video, media sosial, dan berbagai bentuk konten lainnya.

Statista bahkan memprediksi bahwa investasi global dalam content marketing akan mencapai lebih dari $600 miliar pada tahun 2024. Dengan angka ini, kita bisa melihat betapa pentingnya strategi yang baik dalam membuat konten—dan bukan hanya sekadar “posting” tanpa arah.

Pentingnya Strategi Content Marketing

Mengapa rencana adalah kunci?

Pernahkah Anda melihat seseorang menghabiskan banyak uang untuk iklan, tanpa menghasilkan dampak berarti? Di sinilah strategi masuk.

Strategi content marketing yang kuat, membantu bisnis menyasar audiens dengan tepat. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan meraih hasil yang lebih terukur.

Tanpa strategi, bisnis cenderung kehilangan arah. Statistik dari HubSpot menunjukkan bahwa perusahaan yang menyusun strategi content marketing secara tertulis 63% lebih efektif dibandingkan mereka yang tidak.

Setiap bisnis memiliki audiens yang unik. Menyusun strategi content marketing memungkinkan bisnis memahami siapa yang ingin dijangkau, bagaimana cara terbaik untuk berinteraksi, dan di mana tempat yang tepat untuk menciptakan “koneksi.”

Proses ini membutuhkan rencana yang terarah, tidak asal. Jadi, mari kita pelajari langkah-langkah yang akan membawa Anda lanskap digital marketing paling penting saat ini.

Langkah-langkah Menyusun Strategi

Dalam membangun strategi content marketing yang efektif, ada 8 langkah penting. Itu adalah;

Menentukan Tujuan Content Marketing

Pikirkan content marketing seperti merencanakan perjalanan. Anda perlu tahu tujuan Anda sebelum berangkat, bukan? Tanpa tujuan yang jelas, Anda bisa saja berakhir di tempat yang tidak Anda inginkan. Dalam content marketing, tujuan ini adalah dasar dari semua kegiatan yang akan dilakukan.

Tujuan content marketing bisa bermacam-macam: meningkatkan brand awareness, membangun kepercayaan, mendorong engagement, atau menghasilkan konversi. Menurut Content Marketing Institute, perusahaan yang menetapkan tujuan yang jelas melihat 41% peningkatan dalam efektivitas strategi mereka.

Untuk menetapkan tujuan yang terukur, perhatikan konsep SMART Goals (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound). Contohnya, jika Anda ingin meningkatkan traffic situs web, tetapkan target konkret seperti “meningkatkan traffic bulanan sebesar 20% dalam tiga bulan ke depan.”

Mengetahui Target Audiens

Salah satu kesalahan terbesar dalam content marketing adalah berasumsi bahwa “semua orang adalah audiens.” Bayangkan mencoba menjual keripik pedas kepada orang yang tidak suka pedas. Hasilnya? Tidak hanya produk Anda tidak laku, tetapi audiens juga merasa “nggak nyambung.”

Inilah mengapa penting untuk memahami siapa target audiens Anda. Ciptakan buyer persona—profil fiktif yang merepresentasikan pelanggan ideal Anda. Dengan cara ini, Anda bisa menyesuaikan bahasa, jenis konten, dan cara penyampaian pesan sesuai kebutuhan mereka.

Menurut HubSpot, perusahaan yang secara aktif menggunakan buyer persona dalam content marketing melihat peningkatan lead yang lebih baik. Untuk membuat persona ini, Anda bisa menggunakan data dari berbagai sumber: survei, data media sosial, atau feedback langsung dari pelanggan.

Riset Pasar dan Analisis Kompetitor

Ini bagian yang menarik—sedikit mengintip dapur kompetitor. Mengapa? Karena melihat apa yang dilakukan kompetitor bisa memberi Anda gambaran tentang apa yang sukses atau tidak di pasar. Jangan takut untuk belajar dari keberhasilan atau kesalahan mereka!

Tools seperti Ahrefs atau SEMrush sangat berguna untuk melihat kata kunci apa yang digunakan kompetitor, jenis konten apa yang mendatangkan traffic, dan bagaimana respons audiens mereka. Dengan informasi ini, Anda bisa menemukan kesenjangan (atau “gap”) di mana Anda bisa masuk dengan ide yang segar.

Studi menunjukkan bahwa perusahaan yang secara rutin melakukan riset pasar lebih mungkin mengalami peningkatan efisiensi pemasaran sebesar 30% dibandingkan yang tidak.

Menentukan Jenis Konten dan Platform

Setelah mengenal audiens dan mengetahui strategi kompetitor, saatnya memilih jenis konten yang tepat. Apakah blog, video, podcast, infografis, atau mungkin e-book?

Pilihlah konten yang sesuai dengan perilaku dan preferensi audiens.

Misalnya, jika audiens Anda lebih aktif di Instagram dan TikTok, maka konten video pendek dan visual yang menarik adalah pilihan utama.

Statista mencatat bahwa konten video saat ini menjadi yang paling efektif, dengan 85% pengguna internet di Amerika mengakses video online setiap minggunya.

Sementara itu, menurut laporan Digital 2021, sekitar 98,5% pengguna internet di Indonesia, menonton; video online setiap bulannya. Selain itu, data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa 55,06% responden mengakses konten video online.

Content marketing bukanlah satu ukuran untuk semua. Setiap jenis konten memiliki platform dan pendekatan uniknya sendiri. Pikirkan audiens Anda, cari tahu jenis konten yang cocok. Mulailah berbicara dengan mereka melalui berbagai cara.

Ingat, audiens Anda ada di mana-mana. Dan mereka menunggu pesan Anda!

Artikel Blog

Platform: WordPress, Medium, Wix

Artikel blog adalah senjata klasik. Mudah dibuat, fleksibel, dan sangat disukai mesin pencari. Dengan kata lain, blog adalah sahabat lama Google. Contoh? Blog HubSpot yang dipenuhi tips marketing terbaru.

Menurut laporan HubSpot, lebih dari 60% marketer menyatakan blogging adalah salah satu konten prioritas mereka. Bukan tanpa alasan—artikel berkualitas membawa traffic dan meningkatkan kepercayaan audiens.

Bayangkan artikel seperti “Panduan SEO Terbaru” yang tak hanya dibaca sekali, tetapi berulang kali diakses.

Seperti kue rumahan yang tak pernah basi—selalu ada yang mencarinya.

Video Marketing

Platform: YouTube, TikTok, Instagram Reels

Tak ingin menulis panjang? Cobalah video. Konten video pendek kini sedang naik daun. Terutama di TikTok. Misalnya, perusahaan Nike kerap mengunggah video inspiratif yang memotivasi dan menarik minat audiens mereka.

Menurut laporan Wyzowl 2024, 86% bisnis menggunakan video sebagai alat marketing, dan 78% konsumen lebih tertarik membeli setelah menonton video produk. Bukan hanya menonton, mereka ingin terlibat, berkomentar, atau bahkan berbagi.

Video seperti “Cara Masak Mie Instan yang Benar” selalu mengundang senyum. Kenapa? Karena sederhana, relatable, dan semua pernah mengalaminya.

Infografis

Platform: Canva, Piktochart

Untuk mereka yang suka visual, infografis adalah jawaban. Konten ini memadatkan informasi rumit dalam bentuk visual yang mudah dicerna. Brand seperti Buffer sering membuat infografis tentang media sosial yang mudah dipahami.

Menurut “Brain Rules” oleh John Medina, manusia memiliki kemampuan luar biasa dalam mengingat gambar. Jika informasi disampaikan secara lisan, tiga hari kemudian kita hanya akan mengingat sekitar 10% dari informasi tersebut. Namun, jika ditambahkan gambar, kita dapat mengingat hingga 65% dari informasi tersebut.

Infografis itu seperti penyemangat pagi. Tak perlu lama-lama, tapi langsung membangkitkan energi.

Podcast

Platform: Spotify, Apple Podcasts, Google Podcasts

Podcast kini adalah rajanya suara. Ingin mendengarkan tips bisnis sambil jalan pagi? Podcast adalah jawabannya. Brand seperti NPR atau The New York Times punya podcast harian yang langsung masuk top chart.

Menurut laporan “The Podcast Consumer 2024” oleh Edison Research, 47% populasi Amerika Serikat berusia 12 tahun ke atas mendengarkan podcast setidaknya sekali dalam sebulan.

Podcast itu seperti radio jaman dulu, hanya saja tanpa iklan tentang deterjen setiap 5 menit.

E-Book dan Whitepapers

Platform: Issuu, Scribd

E-book dan whitepaper adalah konten mendalam. Cocok untuk audiens yang mencari informasi lengkap dan praktis. Misalnya, HubSpot menawarkan e-book tentang “Panduan Lengkap Inbound Marketing”.

Menurut Content Marketing Institute, 45% marketer B2B menganggap e-book efektif dalam strategi mereka. Konten ini cocok untuk audience serius yang siap belajar lebih dalam.

Analogi: E-book adalah teman sepi. Penuh makna, mudah diraih kapan saja.

Social Media Posts

Platform: Facebook, Instagram, Twitter

Postingan sosial media, meski singkat, punya kekuatan luar biasa. Lihatlah Wendy’s, misalnya, dengan tweet-tweet sarkastis mereka yang menjadi viral.

Menurut Sprout Social, 83% konsumen percaya media sosial berperan penting dalam menentukan keputusan pembelian mereka. Jadi, konten singkat tetap bisa berdampak besar.

Postingan media sosial itu seperti meme. Sekali muncul di timeline, susah untuk dilupakan.

Merencanakan Kalender Konten

Konten yang baik adalah konten yang konsisten. Bayangkan acara TV favorit Anda yang jadwalnya acak—pasti Anda lama-lama malas menontonnya. Begitu juga dengan audiens Anda. Mereka mengharapkan konsistensi dalam konten yang Anda sajikan.

Buatlah kalender konten yang merinci topik, jadwal, dan kanal distribusi setiap konten. Kalender ini akan membantu tim Anda tetap terkoordinasi dan memastikan bahwa konten selalu relevan dan up-to-date.

Sebuah studi oleh CoSchedule menemukan bahwa bisnis dengan kalender konten terstruktur memiliki peluang 60% lebih besar untuk meraih target.

Teknik SEO dan Optimasi Konten

SEO adalah “bumbu dapur” dalam content marketing. Tanpa SEO, konten yang Anda buat bisa saja tidak akan pernah ditemukan oleh audiens. Mulailah dengan melakukan riset kata kunci untuk mengetahui istilah apa yang dicari audiens.

Optimasi konten juga mencakup SEO on-page seperti pemakaian judul yang menarik, internal linking, dan gambar yang relevan. Jangan lupa optimasi off-page juga, seperti backlink yang membantu meningkatkan kredibilitas situs Anda di mata Google.

Menurut data BrightEdge, sekitar 68% pengalaman online dimulai dengan mesin pencari. Jadi, SEO bukan lagi opsional, tetapi kebutuhan.

Mendistribusikan Konten

Sekarang, saatnya menyebarkan karya Anda. Pastikan Anda punya rencana distribusi yang baik. Misalnya, selain memposting di situs Anda, Anda bisa membagikan konten melalui media sosial, email marketing, atau bahkan berkolaborasi dengan influencer yang relevan.

Membangun jaringan distribusi bisa sangat efektif. Sprout Social melaporkan bahwa konten yang dibagikan oleh karyawan dan pihak ketiga cenderung memiliki engagement 8 kali lebih tinggi daripada konten yang hanya diposting oleh perusahaan.

Menganalisis Performa Konten

Langkah terakhir, tetapi sangat penting—analisis. Bagaimana Anda tahu konten Anda berhasil tanpa pengukuran? Lacak metrik seperti traffic, waktu tayang, bounce rate, dan konversi. Dengan data ini, Anda bisa mengetahui konten mana yang efektif dan yang perlu ditingkatkan.

Tools seperti Google Analytics dan social media insights akan sangat membantu dalam proses ini. HubSpot menemukan bahwa bisnis yang rutin menganalisis data konten mereka mendapatkan ROI yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak.


Kesimpulan

Content marketing bukan hanya soal “posting” dan menunggu hasil. Ini adalah tentang merencanakan, memahami audiens, dan konsisten dalam eksekusi. Dari menetapkan tujuan hingga mengukur hasil, setiap langkah memainkan peran penting dalam menciptakan strategi yang berdampak.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda tidak hanya membuat konten, tetapi menciptakan pengalaman bagi audiens Anda. Ingat, content marketing adalah maraton, bukan sprint—konsistensi adalah kunci.

Scroll to Top